USS Coronado berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok, 14 September 2017
Jakarta - Angin laut yang cukup kencang untuk menyibak rambut, menyapa rombongan jurnalis saat baru menginjakkan kaki di Terminal 2 Pelabuhan Tanjung Priok pada Kamis 14 September 2017 siang.
Kemudian, seorang pria paruh baya berpakaian dinas militer berwarna putih lengkap dengan segala atributnya datang menghampiri. Sinar matahari yang terik semakin menambah mentereng seragam yang ia kenakan.
Singkat bercengkarama, pria berseragam itu kemudian mengiring para jurnalis untuk naik ke sebuah kapal.
Saat di atas kapal, pria itu berkata, "Halo, saya Letnan Kolonel Douglas Meagher dan selamat datang di USS Coronado," jelas si pria yang juga komandan kapal tersebut ketika memberikan kata sambutan kepada rombongan jurnalis, Kamis (14/9/2017).
"Hari ini, saya akan menjadi pemandu kalian untuk melihat-lihat isi kapal," tambahnya.
Beberapa jurnalis diberikan kesempatan oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta untuk melakukan tur di dalam USS Coronado. Kapal jenis Latoral Combat Ship (LCS) kelas Independence itu berlabuh di Tanjung Priok pada 14 September pagi.
Rangkaian tur berawal dari bagian buritan kapal. Di bagian itu, terdapat sebuah ruangan luas yang menampung sejumlah barang-barang kelengkapan kapal, seperti di antaranya, perahu karet bermotor (ribs boat) dan kontainer kargo.
"Saat ini, kalian sedang berdiri di bagian mission bay. Area ini merupakan lokasi utama untuk persiapan misi yang mengharuskan menerjunkan personel ke laut," lanjut sang komandan.
Di mission bay, ada dua ribs boat yang dapat dioperasikan untuk misi di permukaan air. Sementara di sisi kiri luar mission bay, ada satu ribs boat lain yang berkapasitas lebih kecil.
Dua ribs boat yang ada di dalam mission bay, masing-masing mampu menampung 11 personel. Sedangkan satu ribs boat yang di luar, berkapasitas 7 orang.
"Ribs boat itu dapat digunakan untuk sejumlah misi, seperti SAR, membantu proses perbaikan kapal, atau kepentingan logistik. Jika dipersenjatai, ribs boat itu siap untuk misi tempur."
Menerjunkan ribs boat ke air dibantu dengan sistem derek dan membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk proses penerjunan itu, jelas sang komandan.
Selain ribs boat, mission bay juga menjadi tempat untuk menampung beberapa berthing compartment(kontainer yang digunakan sebagai ruang tidur) serta sejumlah kotak kargo berisi suku cadang kapal dan alutsista aviasi, juga amunisi persenjataan.
"Berthing compartment ini dapat digunakan sebagai ruang tidur bagi orang tambahan yang bukan personel inti kapal. Satu berthing compartment bisa diisi 2 hingga 3 orang. Sedangkan mission bay ini mampu menampung lusinan berthing container," ujar sang letkol.
Selepas dari mission bay di bagian buritan, Letkol Meagher mengajak para jurnalis untuk masuk ke dalam lambung USS Coronado. Setelah melangkah masuk lewat sebuah pintu besi, rombongan jurnalis pun menginjakkan kaki di dek bawah kapal.
"Pada dasarnya, area ini adalah tempat kami semua tinggal," ujar pria lulusan US Naval Academy 1998.
Ruangan yang juga disebut sebagai 'settle-down room' oleh Meagher itu berisi sejumlah bilik kamar tidur para personel, dapur, dan ruang rekreasi yang khusus digunakan oleh personel berpangkat bintara. Sementara untuk bilik kamar tidur dan ruang rekreasi untuk personel berpangkat perwira, berada di area yang terpisah.
"Di bagian ini, merupakan bilik kamar tidur para bintara. Satu kamar bisa menampung enam orang. Untuk bilik kamar para perwira berada di area terpisah" jelas Meagher.
Rombongan jurnalis juga berkesempatan untuk melihat dapur USS Coronado.
'Sedang masak apa?' tanya seorang jurnalis kepada seorang koki kapal.
"Oh ini," kata sang koki seraya menunjuk sebuah panci besar, "bubur daging. Di oven di sebelah anda, saya sedang memanggang ayam."
Geladak, Landasan Heli, dan Misi USS CoronadoSelanjutnya, para jurnalis diajak menelusuri lika-liku bagian lambung kapal. Beberapa area yang disinggahi adalah koridor bilik kamar tidur perwira dan ruang jangkar.
Sebenarnya, saat menelusuri bagian lambung kapal, banyak ruangan yang dilarang untuk disinggahi atau dilewati oleh para jurnalis. Ketika ditanya mengenai hal itu, seorang personel USS Coronado mengatakan, "Demi keamanan."
Rombongan tiba di bagian geladak utama yang terasa berukuran cukup sempit, mengingat empat meriam yang masing-masing mampu meluncurkan misil tipe Harpoon sedang terpajang di tengah area.
"Senjata ini digunakan untuk ancaman surface-to-surface," kata Letkol Meagher, menjelaskan fungsi RIM-116 Rolling Airframe Missile.
"Dan di bagian ujung adalah meriam utama kami, jenis Bofors 57 mm. Misil dengan rerata tembak tercepat jika dibanding dengan kapal sejenis lain di AL AS," tambahnya.
Selepas dari geladak utama kapal, Letkol Meagher menggiring para rombongan jurnalis untuk menuju ke landasan aviasi. Di sana, perwira penerbang AL AS yang ditugaskan di USS Coronado menjelaskan mengenai alutsista aviasi yang menjadi bagian dari kapal perang litoral kelas Independence.
"Kami memiliki dua helikopter nirawak MQ-8 Firescout yang membantu kami untuk menambah jangkauan observasi kemaritiman serta satu helikopeter MH-60 Knighthawk, guna membantu misi aviasi-maritim Coronado," jelas Letnan Kolonel Sean Dougherty, perwira aviasi USS Coronado.
"Jika diperlukan, heli-heli itu dapat dipersenjatai untuk kepentingan tempur," tambahnya.
Misi USS Coronado di Jakarta
Setelah berkeliling, Letkol Meagher membuka sesi konferensi pers untuk menjelaskan misi utama kedatangan USS Coronado ke Indonesia.
"Kedatangan kami ke sini merupakan bentuk demonstrasi untuk menunjukkan komitmen hubungan baik antara kedua negara, termasuk dari segi militer. Kapal kami merupakan representasi kapabilitas militer Amerika Serikat di kawasan Asia-Pasifik," jelasnya.
"Dengan begitu, kami mampu memusatkan perhatian untuk menjaga keamanan dan menjalin kerjasama maritim dengan negara-negara di kawasan," tambah pria kelahiran Connecticut itu.
Sang letkol juga menjelaskan, sebelum singgah di Tanjung Priok, USS Coronado sempat berlabuh di Guam, teritorial AS di Pasifik yang sempat menjadi target ancaman rudal Korea Utara beberapa pekan lalu.
"Kami berlabuh di Guam selama 5 hari untuk melakukan latihan tembak misil Harpoons," jelasnya,
Melalui sebuah penelusuran lewat situs Navy.mil (laman resmi AL AS), USS Coronado melaksanakan latihan tembak misil Harpoon blok 1C di pesisir Guam dan sejumlah latihan kemaritiman lain pada 22 Agustus hingga 25 Agustus 2017. Selepas itu, barulah kapal yang ditugaskan pertama kali pada 2014 itu berlayar ke Jakarta.
Ketika ditanya mengenai rencana pelayaran USS Coronado selanjutnya, Letkol Meagher mengatakan sambil tertawa, "Itu rahasia."
0 komentar:
Posting Komentar