Bermodal logika yang ganjil, laman lelang perawan nikahsirri.com yang baru berumur lima hari menggalang ribuan pencari istri dan suami siri. Pembuat situs memakai argumen 'perbaikan ekonomi' dan merawat 'kearifan lokal' sebagai pembenaran.
Aris Wahyudi, warga Bekasi itu, akhirnya diringkus aparat dari kediamannya pada awal pekan lalu.
Pembuat situs nikahsirri.com tersebut diduga melakukan perbuatan pidana menyebarkan konten pornografi di internet dan jual-beli keperawanan secara online.
Aris yang mantan pegawai Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional dan sempat menempuh pendidikan di Essex Business School, Inggris tersebut kini menghadapi jeratan UU Pornografi tahun 2008 dan UU Informasi dan Transaksi Elektronik 2008.
Menurut Sarasdewi, dosen Filsafat Universitas Indonesia, Aris Wahyudi dan situsnya sarat dengan kesesatan berpikir.
Kesesatan berpikir semacam ini dipakai untuk memanfaatkan kelemahan orang dalam bernalar, untuk membuat orang termakan dengan argumen mereka, kata Sarasdewi kepada Clara Rondonuwu dari BBC Indonesia.
''Iya, ini sesat logika. Mereka mau berdalih dengan alasan ekonomi. Bahwa anak-anak perempuan bisa menjadi komoditas bagi keluarga yang hidup dalam kemiskinan. Padahal ini bentuk perdagangan manusia yang terselubung,'' tegas Saras.Hak atas fotoFACEBOOKImage captionTersangka Aris Wahyudi meluncurkan situsnya pada 19 September 2017, bersamaan dengan deklarasi Partai Ponsel.
Betapa pun mencong logikanya, situs lelang perawan tersebut toh laku keras.
Kepada wartawan, polisi mengatakan terhitung sudah 2.700 orang menjadi klien nikahsirri.com
Setiap klien wajib menyetorkan Rp100 ribu atau setara nilai satu koin mahar untuk memperoleh username dan password, serta memperoleh akses ke mitra yang ada di dalam situs tersebut.
Sejauh ini sudah ada 300 mitra. Kategori mitra diberikan kepada pengguna internet yang bersedia menjadi mempelai perempuan atau laki-laki untuk dinikahi secara siri, atau sukarela menjadi penghulu maupun saksi nikah.
"Ini sementara informasi yang kami dapat yang baru terinformasikan kepada saya sebagian besar member itu adalah laki-laki. Kami belum mendapatkan member-member (klien) yang berkelamin wanita," ujar Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Adi Deriyan di Mapolda Metro Jaya kepada wartawan, beberapa waktu lalu.
Lelang perawan itu 'kearifan lokal'?Akun Aris Wahyudi, pendiri nikahsiri.com, yang telah ditangkap polisi.
Sarasdewi menegaskan bahwa jurus bisnis Aris Wahyudi itu 'jahat'. ''Sebab dia mengambil atau memperdaya perempuan yang datang dari keluarga tidak mampu. Lagi-lagi ini ada peran kemiskinan yang seringkali menjerat korbannya untuk masuk ke dalam perdagangan manusia, khususnya untuk perempuan yang tidak tahu ada relasi kuasa akibat ketimpangan kaya-miskin di sana.''
''Inilah yang disebut dengan eksploitasi,'' ujar Saras.
Kesesatan logika kedua Aris Wahyudi dalam laman nikahsirri.com buatannya adalah menggolongkan lelang perawan sebagai 'kearifan lokal' yang 'hampir punah,' tambah Sarasdewi.
Secara terbuka, Aris menulis di situs tersebut 'lelang perawan bukan hal asing bagi bangsa ini'.
''Lelang yang memperebutkan gadis yang masih suci adalah tradisi yang banyak berlaku di berbagai wilayah nusantara. Di Jawa Tengah, lelang perawan ini dikenal dengan istilah 'bukak klambu','' tulis dia.
''Tradisi asli Indonesia yang hampir punah ini kembali naik daun setelah kisahnya dengan apik diangkat oleh penulis terkenal asal Banyumas, yaitu Ahmad Tohari, dalam sebuah novel berjudul Ronggeng Dukuh Paruk.''
Apa kata Ahmad Tohari?
''Saya kira iya, logikanya sesat. Dalam bahasa sastra Ronggeng Dukuh Paruk, bukak klambu tidak sesuai dengan selera agung sang wujud yang serba tanpa batas. Artinya Tuhan. Dia (Aris Wahyudi) tidak memahami itu,'' ujar Ahmad Tohari saat dihubungi BBC Indonesia.
''Tapi saya tidak heran kalau orang seperti Aris Wahyudi akan memanfaatkan seperti itu. Memanfaatkan sisi seksualitas dalam novel saya.''
Ronggeng Dukuh Paruk karangan Ahmad Tohari bercerita tentang kehidupan ronggeng bernama Srintil dan kekasihnya bernama Rasus di wilayah Dukuh Paruk, Banyumas.
''Aris Wahyudi kelihatannya tidak mencermati alinea atau paragraf terakhir dari novel Ronggeng Dukuh Paruk,'' ujar Ahmad Tohari.
Di paragraf terakhir, Ahmad menegaskan bahwa novel ini menegaskan keinginan untuk mengakhiri bukak klambu dan sejenisnya. Dan, bukan meneruskannya.
BACA JUGA :
- Polisi tetapkan pemilik situs nikahsirri.com sebagai tersangka
- Usulkan tes keperawanan, Binsar Gultom 'perlu diuji kapabilitasnya sebagai hakim'
- TNI anggap tes keperawanan 'relevan'
0 komentar:
Posting Komentar