Bantuan Indonesia Untuk Rohingya tiba di Bangladesh,Menggukan Pesawat HERCULLES

| Sabtu, 16 September 2017


Bantuan Tiba di Bandara Chittagong Jumat (15/9) Sore Waktu Setempat

Gelombang bantuan Indonesia untuk pengungsi Rohingya berdatangan di Bandara Chittagong, Bangladesh, selama beberapa hari terakhir. Namun, rangkaian bantuan ini belum sampai ke kamp pengungsi Rohingya.

Sebagaimana dilaporkan Biro Pers Istana, dua pesawat Hercules TNI Angkatan Udara tiba di Bandara Internasional Shah Amanat, Chittagong, Bangladesh, pada Jumat (15/09) sore waktu setempat.

Kedua pesawat tersebut membawa bantuan kemanusiaan berupa paket sandang, tangkir air, selimut, gula, dan 10 ton beras.
Mengapa bantuan kemanusiaan ke pengungsi Rohingya begitu lamban?
Diangkut empat pesawat Hercules, RI kirim bantuan kemanusiaan untuk Rohingya
Bangladesh hadapi tantangan besar tangani Rohingya, bantuan Indonesia sudah sampai
Umat Buddha Indonesia penyumbang terbesar pembangunan RS di Rakhine

Sejak Rabu (13/09), pemerintah Indonesia telah mengirimkan empat pesawat pengangkut bantuan. Jumlah ini akan bertambah seiring dengan kedatangan dua pesawat pada Sabtu (16/09).

Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Marsekal Hadi Tjahjanto, mengatakan pesawat kelima dan keenam diberangkatkan dari Bandara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh, pada pukul 06.30 WIB dan 08.30 WIB. Para personel TNI AU di Bandara Internasional Shah Amanat, Chittagong, Bangladesh
Dalam keterangan sebelumnya, Menlu RI Retno Marsudi mengatakan bantuan-bantuan itu rencananya akan didistribusikan ke Cox's Bazar, tempat lokasi pengungsian, yang jaraknya sekitar 170 kilometer dari Chittagong.

Akan tetapi, menurut wartawan BBC di Cox's Bazar, Justin Rowlatt, truk bantuan Indonesia yang mengangkut tenda dan unit pemurni air belum muncul di kamp pengungsian Rohingya. Lembaga-lembaga bantuan menyebut bahwa bantuan itu belum juga sampai pada yang membutuhkan.

Semua badan bantuan kemanusiaan dan lembaga internasional ada di Cox's Bazar. Kepada BBC, para perwakilan lembaga tersebut berkisah bahwa mereka frustrasi dengan kurangnya koordinasi dan pembatasan yang diberlakukan oleh pemerintah Bangladesh.

Padahal, berdasarkan data PBB, populasi kamp mencapai 70.000 - 'jauh melampaui titik jenuh.' Jadi, semua pengungsi baru yang sekitar 400.000an orang itu terdampar di luar kamp.

Mereka amat memerlukan makanan dan obat-obatan. Namun, dengan aturan yang ada, UNHCR tidak memiliki wewenang untuk memberikan pasokan kebutuhan penting ini kepada orang-orang yang membutuhkannya. Wewenang itu ada pada pemerintah Bangladesh.Hak atas fotoREUTERSImage captionPara pengungsi berebut bantuan yang diberikan oleh relawan-relawan di Bangladesh.
Hak atas fotoAKSI CEPAT TANGGAPImage captionBantuan dari Indonesia berupa kuali atau belanga dibeli di pasar-pasar Bangladesh untuk membantu menghidupkan perekonomian setempat.
Menyalurkan bantuan

Tapi, ada pula lembaga kemanusiaan yang bisa langsung memberi bantuan. Salah satunya, Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang mengklaim telah menjangkau sekitar 50.000 pengungsi di Bangladesh.

Anca Rahadiansyah, pemimpin tim ACT Rohingya di Bangladesh, mengaku telah menyalurkan bantuan di Whaikhyang, salah satu titik pengungsian gelombang baru yang berada dekat perbatasan Myanmar.

Ketika diwawancara pada Sabtu (16/09) pagi, Anca Rahadiansyah tengah menuju Shamlapur di pesisir selatan Bangladesh yang berjarak sekitar 11 kilometer dari Whaikhyang.

"Kami menyalurkan bantuan makanan, selimut, dan tenda kepada para pengungsi. Penyaluran itu sudah dikoordinasikan sebelumnya dengan kepala daerah sehingga para pengungsi tidak berebut," ujarnya.

Menteri Luar Negeri Bangladesh AH Mahmood Ali mengatakan negaranya kesulitan menangani krisis ini.

Sebelum krisis terbaru, Bangladesh telah menampung sekitar 400.000 pengungsi Rohingya dari Myanmar selama puluhan tahun.

Dengan demikian, total pengungsi Rohingya yang berada di Bangladesh dengan adanya gelombang baru mencapai 700.000 orang.
Hak atas fotoEPAImage captionAksi Bela Rohingya di Jakarta pada Sabtu (16/09) diikuti ribuan orang. Dalam aksi tersebut mereka menentang perlakuan kejam terhadap etnik Rohingya di Myanmar.
Aksi bela Rohingya

Sementara itu, aksi menentang perlakuan kejam terhadap etnik Rohingya berlangsung di Jakarta, pada Sabtu (16/09). Aksi yang diikuti ribuan orang itu turut dihadiri pendiri Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Dalam orasinya, Prabowo mengajak tokoh-tokoh Islam untuk introspeksi diri sebelum membantu etnik Rohingya.

"Kita mau bantu kaum Rohingya, kalau kita tidak beres bagaimana kita didengar oleh bangsa lain? Saya imbau tokoh-tokoh Islam, mari kita koreksi diri kita sendiri. Mari kita perkuat bangsa Indonesia supaya bangsa Indonesia disegani," cetus Prabowo.

Prabowo juga berseru kepada FPI. "Memang saya mantan jenderal, tapi kita harus selalu sejuk, tenang, pakai kepala, pakai otak. Jadi saya di sini mengimbau jangan cepat-cepat bicara senjata. Teman-teman saya dari FPI, saya ingatkan," serunya.

Sebelumnya, juru bicara FPI Slamet Ma'arif mengaku pihaknya tengah menggalang dukungan untuk mengirimkan relawan ke Myanmar untuk berjihad membantu etnik Rohingya. Slamet mengklaim sudah ada 10.000 relawan FPi yang siap diberangkatkan ke Myanmar.









0 komentar:

Posting Komentar

Next Prev
▲Top▲