AS menerjunkan dua pesawat pembom AS B-1B supersonik dalam latihan perang di Semenanjung Korea.
TOKYO - Militer Amerika Serikat (AS) dan sekutunya di Pasifik melakukan latihan udara bersama di atas Semenanjung Korea dengan simulasi komputer. Latihan ini dilakukan beberapa hari setelah Korea Utara (Korut) menambah eskalasi di Semenanjung Korea setelah menembakkan rudal di atas Jepang.
Latihan udara melibatkan dua pembom AS B-1B supersonik dan empat jet siluman F-35B AS di samping jet tempur Korea Selatan (Korsel) dan Jepang. Latihan - yang menyertakan pembom bertenaga nuklir di semenanjung Korea - datang di ujung akhir latihan militer gabungan AS-Korsel.
Baca juga:
4 Pesawat Tempur AS Muncul di Korea, China Tak Akan Biarkan Perang Pecah
"Tindakan Korut merupakan ancaman bagi sekutu, mitra, dan tanah air kita. Dan, tindakan destabilisasi mereka akan terpenuhi," ucap Jenderal AS Terrence J O'Shaughnessy, komandan Pasukan Udara Pasifik, dalam sebuah kunjungan tak terjadwal ke Jepang.
"Misi kompleks ini dengan jelas menunjukkan solidaritas kita dengan sekutu kita, dan menggarisbawahi kerja sama yang semakin luas untuk mempertahankan diri dari ancaman regional yang umum ini," sambungnya.
"Pasukan yang dikerahkan ke depan akan menjadi yang pertama berperang, siap memberikan respons yang mematikan pada saat pemberitahuan jika negara kita memanggil," tukasnya seperti dikutip dari Independent, Kamis (31/8/2017).
Korut secara terang-terangan menunjukkan kemajuan dalam upayanya untuk mengembangkan sistem persenjataan yang mampu meluncurkan rudal bertipe nuklir yang mampu menyerang AS, dan baru-baru ini mengancam Guam, sebuah wilayah AS.
Sebelum tes rudal di atas Jepang, intelijen mengindikasikan bahwa negara tersebut mampu menghasilkan hulu ledak nuklir mini yang bisa dimasukkan ke dalam rudal, dan Korut telah berulang kali menguji rudal balistik antar benua jarak jauh.
Pernyataan cina disampaikan oleh juru bicara Kementerian Pertahanan China Ren Guoqiang dalam sebuah konferensi pers bulanan pada hari Kamis (31/8/2017).
Menurut laporan kantor berita Yonhap, empat pesawat tempur AS mengadakan operasi penerbangan gabungan dengan jet tempur F-15K Korea Selatan pada hari Kamis.
Ren menegaskan kembali posisi China bahwa krisis Korea Utara harus diselesaikan melalui dialog. Beijing juga menghendaki denuklirisasi di semenanjung tersebut.
Pada hari Kamis, Kementerian Luar Negeri China juga menyatakan keprihatinannya atas krisis di wilayah Korea. Juru bicara kementerian tersebut, Hua Chunying, seperti dilaporkan Reuters, mengatakan bahwa masalah Korea serius dan bukan merupakan permainan komputer.
Sebelumnya, Pentagon juga mengklaim berhasil melakukan tes tembak jatuh peluru kendali (rudal) balistik jarak menengah di lepas pantai Hawaii. Uji coba sistem pertahanan rudal itu dilakukan di saat Korea Utara “berulah” dengan menguji tembak rudal yang menerobos wilayah udara Jepang.
Keberhasilan tes tembak jatuh rudal balistik jarak menengah Washington diumumkan Badan Pertahanan Rudal (MDA) AS pada hari Rabu.
Kapal perang USS John Paul Jones—kapal perusak dengan rudal yang dipandu—berhasil meluncurkan rudal pencegat SM-6 untuk menembak jatuh target.
Tes ini digelar setelah uji coba dari kapal perang yang sama pada bulan Juni mengalami kegagalan.
”Kami bekerja sama dengan armada untuk mengembangkan kemampuan baru yang penting ini, dan ini merupakan tonggak penting dalam memberi kapal-kapal BMX Aegis kami kemampuan yang ditingkatkan untuk mengalahkan rudal balistik pada terminal mereka,” kata Direktur MDA Letnan Jenderal Sam Greaves dalam sebuah pernyataan
0 komentar:
Posting Komentar