Ilustrasi Mayat. ©2017
Jenazah Mappi, warga Bongoro, Kelurahan Laikang, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulsel atau sekira 160 kilometer dari Makassar, Sulawesi Selatan, ditandu menggunakan sarung sejauh 5 kilometer dari Puskesmas Kajang menuju rumah duka.
Hal ini mendapat reaksi dari masyarakat karena dinilai tidak manusiawi, lantaran Puskesmas Kajang saat itu ada dua unit ambulans.
Kepala Puskesmas Kajang Sitti Hayati yang dikonfirmasi menjelaskan, di puskesmas ada dua unit ambulans, masing-masing untuk mengangkut orang sakit dan satunya lagi untuk operasional. Tidak ada mobil jenazah.
Tiap puskesmas di Bulukumba miliki dua unit ambulans. Dan sesuai edaran bupati, ambulans itu untuk mengangkut orang sakit bukan untuk orang meninggal atau jenazah.
Sitti Hayati melanjutkan, sebenarnya kejadian ini sudah tidak dipermasalahkan oleh keluarga almarhum Mappi yang meninggal saat dirawat di puskesmas usai terjatuh di kebunnya.
"Kami sudah upayakan membantu dengan mengontak rumah sakit di Bulukumba ambilkan ambulans. Tapi karena pihak keluarga tidak mampu membayar Rp 1 juta sehingga mereka memilih untuk menandu jenazah. Kami lalu usahakan lagi meminjamkan tandu dari masjid tapi keluarga almarhum menolak juga dengan alasan tandu dari masjid itu berat," jelas Sitti Hayati, Senin (28/8).
Sebenarnya tidak ada masalah bagi keluarga almarhum. Kata Sitti Hayati, orang luar saja yang meributkan. Selain itu, bukan hanya jenazah Mappi yang ditandu dengan gunakan sarung, sudah banyak kasus serupa.
"Soal ambulans tidak bisa digunakan untuk jenazah ini sesuai edaran bupati sejak masa bupati dan kepala dinas kesehatan sebelumnya. Itu yang kami patuhi," tandas Sitti Hayati.
Soal rencana Bupati Bulukumba untuk mencopot dia dari jabatan sebagai kepala puskesmas, Sitti Hayati tidak mempermasalahkan. Sebagai bawahan, dia ikuti saja keputusan pimpinan.
0 komentar:
Posting Komentar